Selandia Baru, Arabalyoum.com – Penembakan di dua masjid di Selandia Baru sangat memilukan. Pelaku bukan hanya menyerang saat jamaah sedang shalat jumat, tapi juga menyiarkannya secara langsung di media sosial.
Video aksi penembakan itu bahkan telah beredar di grup-grup pesan pertemanan Whastapp. Pelaku berjalan masuk di salah satu masjid dan menembakan secara acak orang-orang yang ada didalam.
Jamaah yang kemungkinan telah meninggal atau terluka terbaring di lantai masjid. Salah seorang yang berada di Masjid Al-Noor, Christchurch, mengatakan kepada media, pelaku merupakan warga kulit putih, pirang mengenakan helm serta rompi anti peluru.
“Pelaku memegang senjata besar, dia datang dan menembakan orang yang berada di masjid, di sudut mana saja,” ujar Ahmad Al-Mahmoud, salah satu saksi.
Sejumlah jamaah mencoba menghindar dari tembakan. Mereka melarikan diri dengan memecahkan pintu kaca.
Radio Selandia Baru, mengutip saksi di dalam masjid, mengatakan, ia mendengar tembakan dan melihat empat orang terbaring serta darah di mana-mana.
Pemerintah Selandia Baru mengonfirmasi, setidaknya 40 orang telah meninggal. Sebanyak 30 di Masjid Al-Noor dan 10 lainnya di masjid di Linwood. “Ini adalah salah satu hari tergelap bagi Selandia baru,” ujar Perdana Menteri Jacinda Ardern, Jumat (15/3).
Ardern mengatakan, terduga pelaku penembakan telah ditahan polisi. Namun tidak menutup kemungkinan ada pelaku lainnya yang masih berkeliaran. Apalagi penembakan terjadi di dua masjid di wilayah Christchurch. “Saat ini polisi memiliki satu pelaku, namun mungkin ada pelaku lain yang terlibat,” kata Ardern.
Ardern mengimbau seluruh warga Christchurch tidak keluar rumah hingga situasi aman. Dia mengungkapkan belasungkawa terdalam kepada seluruh korban dan keluarganya. Dilansir di NZ Herald, saat berbicara kepada media, tampak jelas Ardern berusaha mengendalikan emosinya.
Sementara polisi mengaku telah mengamankan empat orang terkait penembakan di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood, Christchurch, Selandia Baru. Proses pemeriksaan pun masih terus berlanjuat.
Hingga saat ini petugas kepolisian berjaga ketat di tempat kejadian, dan sejumlah titik di Christchurch.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengonfirmasi satu orang yang ditahan polisi Selandia Baru adalah warga negaranya. Satu orang tersebut terkait dengan penembakan mengerikan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
“Jelas otoritas Australia terlibat dalam penyelidikan. Mereka akan menyelidiki dan semua badan yang relevan akan terlibat,” katanya dilansir di BBC.
Morrison menyebut pelaku penyerangan sebagai seorang teroris ekstremis sayap kanan yang keji. Penyerangan ini mengingatkannya bahwa kejahatan benar-benar ada dan siap menyerang kapan saja.
Kecaman Indonesia
Indonesia mengecam keras aksi penembakan berentet di Masjid Annur, Christchurch, Selandia Baru. Penembakan dilakukan pada saat umat muslim sedang melakukan ibadah solat Jumat.Indonesia mengecam keras aksi penembakan berentet di Masjid Annur, Christchurch, Selandia Baru. Penembakan dilakukan pada saat umat muslim sedang melakukan ibadah solat Jumat.
KBRI Wellington mengimbau agar warna negara Indonesia (WNI) yang berada di Selandia Baru agar berhati-hati. Sedikitnya dalam data Kemenerian Luar Negeri (Kemlu) ada 331 WNI di Christchurch, Selandia Baru.
“Terdapat 331 WNI di Christchurch, termasuk 134 mahasiswa. Jarak Wellington ke Christchurch 440 km,” kata Dirjen Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/3).
Menurut Iqbal, hingga saat ini Kemlu masih belum mendapatkan informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Kendati demikian Kemlu melalui KBRI di Wellington akan terus memantau setiap informasi yang berkembang di Selandia Baru.
“Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington terus memantau perkembangan situasi dan telah mengirimkan tim ke Christchurch untuk berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan Pelajar Indonesia setempat,” kata Iqbal.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas, apapun motifnya tindakan tersebut sangat biadab. “Siapa pun dan apapun motifnya, itu tindakan biadab. Tindakan yang bukan hanya sangat tidak berperikemanusiaan dan nilai agama, namun juga jauh dari akal sehat manusia itu sendiri. Dunia layak mengutuknya,” kata Robikin dalam siaran pers pada Republika, Jumat (15/3).
Robikin berharap aparat berwenang g Selandia Baru dapat segera menangkap pelaku hidup-hidup. Dengan demikian bisa diketahui motif pelaku melakukaan aksi kejinya itu.
“Pelaku segera dapat ditangkap hidup-hidup, sehingga diperoleh keterangan memadai siapa dan apa motifnya serta dapat diseret ke pengadilan untuk dimintai pertanggung jawaban,” kata dia.
Sumber: ROL