Oleh: Thobib Al-Asyhar

Ini pengalaman paling menarik selama hidup saya. Suerrr, saya blm pernah shalat Jumat yang diselenggarakan di akhir waktu dzuhur. Benar-benar akhir waktu lho gaes. Kok? Iya, shalat Jumatnya diselenggarakan mulai jam 15.00 waktu Tunis, berakhir sekitar jam 15.30, dan langsung dirangkai sholat ashar.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Tunisia (1)
Saat disampaikan oleh staf KBRI bahwa di Tunisia ada jam-jam shalat Jumat yang berbeda-beda (tidak selalu di awal waktu), saya menyimak secara serius. Ada yang jam sekitar 12.30, ada yang jam 14.00, dan ada pula yang jam 15.00, sekaligus dirangkai shalat ashar.
Nah, begitu disebut shalat Jumat di akhir waktu, saya betul-betul sangat tertarik untuk ikut. Saya bilang, pak tolong kami dianter ke masjid yang menyelenggarakan shalat Jumat di akhir waktu yah. Kalau shalat di awal waktu kan sudah biasa. Sudah gak ada “challenging” nya lah kata anak milenial. Biar kami bisa merasakan “sensasi” shalat Jumat di waktu yang berbeda.
Baca juga: Mengenal lebih dekat Tunisia (2)
Tibalah hari Jumat kemarin, setelah kami menyelesaikan Konsultasi Bilateral RI-Tunisia. Acara memang hingga jam 13.00 sejak jam 09.00 pagi. Artinya, kalau menggunakan patokan shalat Jumat di awal waktu, pastilah kami tidak bisa ikut shalat Jumat. Tapi untungnya ada beberapa pilihan waktu shalat Jumat. Itulah enaknya beragama di mari broh… Hehe…
Selesai acara, kamipun tidak buru-buru. Masih nyantaiii… Kami sempat makan siang dulu di sebuah restoran Turki-Arab hingga jam 14.30. Selesai menikmati menu Kus-kus lahm, kami bergegas ke sebuah masjid bernama Al-Ikhlas, yang posisinya di kawasan Ain Zakwan. Jaraknya sekitar 25 menit dari tempat kami lunch.
Setiba di masjid, kami melihat suasana biasa seperti orang-orang mau shalat Jumat. Tapi saya melihat hampir jamaah-nya tdk ada yg mengenakan pakaian “resmi” shalat, spt baju gamis, sorban, kopyah, dan semacamnya kayak di tempat-tempat lain. Mayoritas jemaah mengenakan pakaian casual, kemeja dengan jeans, kaos berkerah atau oblong. Duduknya pun rileks, kaki-kaki banyak diangkat. Pokoke santai lah… Tapi sih gak ada yang ngobrol dan main HP kayak di kita… Hihiii…
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Tunisia (3)
Sambil mendengarkan khutbah berbahasa Arab, mata dan telinga saya pasang baek-baek biar bisa menyerap informasi secara utuh. Khatibnya saya lihat sangat ekspresif, sambil memegang tongkat. Tangan dan badannya aktif utk menekankan pesan-pesan yang disampaikan. Tema khutbahnya tentang “mafatih al-khair” (kunci-kunci kebaikan) yang disampaikan sekitar 20 menit.
Saat shalat dimulai, habis takbir imam langsung baca Al-Fatihah tanpa basmalah. Maklum lah, di Tunisia mayoritas pengikut mazhab Maliki. Banyak pula yg tangannya gak bersedekap. Sy juga lihat gak ada jamaah yang nyari-nyari jari kaki jamaah lain biar “connecting people”… Hehe… Slow aja ya bro…
Nah, yg menarik, imam shalat habis Al-Fatihah tidak baca surat yang panjang-panjang, seperti “sabbihis”. Surat yang dibaca justru yg pendek-pendek. Rekaat pertama surat “al-kautsar” dan rekaat kedua surat “al-ikhlas”. Cepat, praktis, dan beres…. Gue demen kayak gini… Hihiii…
Jadi ingat deh sejarah Muadz bin Jabal yg pernah “dimarahin” Nabi gegara ngimami dengan bacaan panjang. Kata nabi, jamaah shalat itu banyak urusannya, jadi ente jgn membuat fitnah gara-gara shalat berjamaah lama-lama. Kira-kira itulah pesan umumnya.
Nah, begitu shalat Jumat usai, ini yang menarik. Hampir semua jamaah tidak ada yang meninggalkan tempat. Sekitar 3 menit sehabis “salam”, lalu berkumandang azan ashar. Dan jamaah melanjutkan shalat ashar secara berjamaah. So, ini yg kali pertama saya lihat langsung shalat ashar full dengan berjamaah… Hehe…
Yuhuiii… Keren gak gaes. Cara beragamanya santai di mari. Rileks. Berbeda dalam amalan agama biasa ajah. Gak ada yg saling menyalahkan. Shalat Jumat berbeda-beda waktu sy blm dapat jawaban pasti. Ada yg bilang karena alasan agama. Ada juga yg bilang sbg alternatif bagi yg sibuk.
Lalu apa hukumnya masbro, shalat Jumat di akhir waktu? Yang jelas tidak ada ulama mazhab yg melarang kok. Yang sudah pasti dilarang mah kl gak shalat Jumat… Hehe…
Yes, sepertinya ini bisa jadi alternatif di tanah air ya gaes. Saya yakin banyak yang setuju… Hehe… Kuncinya mah jangan berantem aja, jgn dikit-dikit bid’ah, gak nyunnah, sesat, bla bla… 🙂
…. (Bersambung)